Dahulu hanya ada aku disampingmu,
Senantiasa berada didekatmu
Walau bersama mereka...
Dahulu akulah segalanya bagimu
Tanpa ada celah sedikitpun kau sisakan
ruang dihatimu
untuk orang lain.
Dahulu dengan mudahnya aku bisa memandangi wajahmu
Tanpa ada satupun yang bisa menghalangiku
Untuk melakukannya.
Dahulu aku
layaknya bintang sirius,
Bintang yang paling terang dihatimu,
Dihidupmu.
Hanya aku, dan aku...
Namun, sekarang keadaannya telah berbeda...
Tanpa satu alasan, kau menjauhiku,
Meninggalkanku dengan perasaan itu,
Membiarkanku mengenang kenangan itu dan menjaganya
sendiri.
Sekarang hanya ada kamu, tanpa aku
Dan aku tanpa kamu...
Hanya ada aku dan kamu, tak lagi kita...
Sekarang, kau biarkan
aku lepas
bagaikan anak panah yang kau tancapkan secara asal,
tanpa arah, tanpa tujuan.
Dan kau biarkan ruang yang dulunya adalah tempatku,
Menjadi sebuah ruang yang kosong, tanpa penghuni.
Sekarang, aku hanya bisa memandangimu dari kejauhan,
Tanpa bisa mendekatimu, atau bahkan menyapamu.
Tak selamanya sirius memancarkan cahayanya yang terang,
Ada kalanya ia meredup, ada kalanya ia kehabisan
cahayanya.
Begitu juga aku,
Tak selamanya aku bersinar dihatimu,
Ada kalanya aku memudar dari ingatanmu, dari hatimu.
Sekarang, aku hanya bisa berharap, menunggu,
dan menanti datangnya keajaiban agar kau kembali,
kembali menyambutku, menyambut hatiku.
Namun, ada kalanya aku lelah,
Ada kalanya aku lelah menunggu,
Ada kalanya aku lelah berharap,
Ada kalanya aku lelah menantimu.
Aku berharap disaat ku rapuh karenamu
Kau datang kepadaku,
Merengkuhku dalam pelukmu
Membisikkan kata sayangmu untukku
Dan berjanji takkan meninggalkanku lagi.
-DR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar